Jumat, 07 Juni 2013

laporan minpet





BAB I. PENDAHULUAN


Petrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan, baik keterdapatannya maupun cara terbentuknya dipermukaan bumi yang mencakup mengenai cara terjadinya, komposisi, klasifikasi batuan serta hubungannya dengan proses-proses dan sejarah geologinya.
Kerak bumi bersifat dinamis dan merupakan tempat berlangsungnya proses pembentukan batuan. Karena sifatnya yang dinamis tersebutlah banyak proses-proses lain yang mempengaruhi batuan tersebut sehingga suatu batuan dapat berubah menjadi batuan lain atau merupakan suatu siklus yang berkesinambungan yang prosesnya masih berlangsung hingga sampai saat ini. Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan tersebut ada 3 macam:

1.       Pelapukan secara fisika: perubahan suhu panas ke dingin dan sebaliknya akan berpengaruh terhadap batuan. Hujan dapat membuat rekahan-rekahan di batuan menjadi berkembang sehingga membuat batuan pecah menjadi partikel yang lebih kecil.
2.      Pelapukan secara kimia: Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Udara yang terpolusi dapat menyebabkan “hujan asam” yang dapat menyebabkan pelapukan batuan secara kimiawi.
3.      Pelapukan secara biologi: Pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman. Akar-akar dapat menyebabkan timbulnya rekahan-rekahan di batuan dan lama kelamaan batuan akan terpecah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.

Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan dan kondisi pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan: beku, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu".
Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik
Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dan analisa kimia untuk menggambarkan komposisi dan tekstur batuan. Ahli petrologi modern juga menyertakan prinsip geokimia dan geofisika dalam penelitan kecenderungan dan siklus geokimia dan penggunaan data termodinamika dan eksperimen untuk lebih mengerti asal batuan. Petrologi eksperimental menggunakan perlengkapan tekanan tinggi, suhu tinggi untuk menyelidiki geokimia dan hubungan fasa dari material alami dan sintetis pada tekanan dan suhu yang ditinggikan. Percobaan tersebut khususnya berguna utuk menyelidiki batuan pada kerak bagian atas dan mantel bagian atas yang jarang bertahan dalam perjalanan kepermukaan pada kondisi asli.
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral. Pada awalnya, mineralogi lebih menitikberatkan pada sistem klasifikasi mineral pembentuk batuan. International Mineralogical Association merupakan suatu organisasi yang beranggotakan organisasi-organisasi yang mewakili para ahli mineralogi dari masing-masing negara. Aktivitasnya mencakup mengelolaan penamaan mineral (melalui Komisi Mineral Baru dan Nama Mineral), lokasi mineral yang telah diketahui, dsb. Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih dari 4000 spesies mineral yang diakui oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat digolongkan “umum”, 50 lainnya “kadang-kadang”, dan sisanya “jarang” sampai “sangat jarang”
Belakangan ini, dangan disebabkan oleh perkembangan teknik eksperimental (seperti defraksi neutron) dan kemampuan komputasi yang ada, telah memungkinkan simulasi prilaku kristal berskala atom dengan sangat akurat, ilmu ini telah berkembang luas hingga mencakup permasalahan yang lebih umum dalam bidang kimia anorganik dan fisika padat. Meskipun demikan, bidang ini tetap berfokus pada struktur kristal yang umumnya dijumpai pada mineral pembentuk batuan (seperti pada perovskites, mineral lempung dan kerangka silikat). Secara khusus, bidang ini telah mencapai kemajuan mengenai hubungan struktur mineral dan kegunaannya; di alam, contoh yang menonjol berupa akurasi perhitungan dan perkiraan sifat elastic mineral, yang telah membuka pengetahuan yang mendalam mengenai prilaku seismik batuan dan ketidakselarasan yang berhubungan dengan kedalaman pada seismiogram dari mantel bumi. Sehingga, dalam kaitannya dengan hubungan antara fenomena berskala atom dan sifat-sifat makro, ilmu mineral (seperti yang umumnya diketahui saat ini) kemungkinan lebih berhubungan dengan ilmu material daripada ilmu lainnya.
BAB II. HASIL


1.      BATUAN DIABAS

Secara kasat mata :
-          Kilapan : kilapan pada batu diabas yaitu mengkilat seperti pecahan kaca kecil
-          Warna : batu diabas dilihat secara kasat mata berwarna hitam, putih, coklat dan abu-abu
-          Struktur : terlihat seperti pasir-pasir halus
-          Tekstur : tekstur pada batuan ini terlihat kasar, dan terdapat bintik-bintik mengkilat berwarna abu-abu
Dilihat dengan microskop :
-          Kilapan : terlihat mengkilat
-          Warna : pada saat dilihat menggunakan microskop batuan ini terlihat berwarna hitam seperti arang, putih, abu-abu, coklat, kuning keemasan
-          Struktur : berpasir, terdapat butiran-butiran kaca kecil seperti kristal
-          Tekstur : kasar





Gambar batu diabas

            Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya. Mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur gelasan.Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang  tersusun   mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash feldsfar dan muskovit.  Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.  Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
Struktur adalah penampakan hubungan antar bagian-bagian batuan yang berbeda. Pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan dalam skala besar atau singkapan di lapangan. Pada bekuan beku, struktur yang sering ditemukan adalah :
  • § Masif : Bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas.
  • § Jointing : Bila batuan tampak mempunyai retakan-retakan. Penampakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.
  • § Vesikuler : Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas. Struktur ini dibagi lagi menjadi tiga, yaitu :
a)    Skoriaan, bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
b)    Pumisan, bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
c)    Aliran, bila ada penampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang-lubang gas.
  • § Amigdaloidal : Bila lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder.
Tekstur Batuan
Pengertian tekstur dalam batuan beku mengacu pada penampakan butir-butir mineral di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berkaitan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum, selama dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi:
  • § Tingkat Kristalisasi
Tingkat kristalisasi pada batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu sendiri. Bila pembekuan berlangsung lambat maka akan terdapat cukup energi pertumbuhan kristal pada saat melewati perubahan dari fase cair ke fase padat sehingga akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar. Bila penurunan suhu relatif cepat maka kristal yang dihasilkan kecil-kecil dan tidak sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristl tidak akan terbentuk karena tidak ada energi yang cukup untuk pengintian dan pertumbuhan kristal sehingga akan dihasilkan gelas.
Tingkat kristalisasi batuan beku dapat dibagi menjadi :
  1. Holokristalin, jika mineral dalam batuan semua berbentuk kristal.
  2. Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal sedangkan yang lain berbentuk mineral gelas.
  3. Holohyalin, hampir seluruh mineral terdiri dari gelas. Pengertian gelas disini adalah mineral yang tidak mengkristal atau amorf.

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada magma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900 – 1300 oC) serta mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan bumi.Batuan beku merupakan batuan yang terjadi dai pembekuan larutan silica cair dan pijar, yang kita kenal dengan nama magma. Karena tidak adanya kesepakatan dari para ahli petrologi dalam mengklasifikasikan batuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas dasar yang berbeda- beda. Perbedaan ini sangat berpengaruh dalam menggunakan klasifikasi pada berbagai lapangan pekerjaan dan menurut kegunaannya masing-masing. Bila kita dapat menggunakan klasifikasi yang tepat, maka kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan.  
Batuan beku berasal dari hasil pendinginan dan pembekuan magma, dimana magma ini merupakan suatu lelehan pijar yang terdiri dari zat-zat yang mobil yang panas bersuhu antara 9000-12000 terbentuk secara alamiah yang merupakan senyawa silikat dan magma juga mengandung gas.
Magma berasal dari asteonosfer bumi, yaitu dibawah kerak bumi bagian bawah dan diatas mantel bumi bagian atas. Magma dapat naik kepermukaan bumi adalah akibat gaya-gaya yang terjadi didalam kerak bumi, yaitu pergerakan-pergerakan lempeng.
Lempeng yang bergerak saling menjauh akan mengakibatkan pemekaran kerak samudra sehingga memberikan kesempatan magma yang diasteonosfer naik kepermukaan. Magma yang berasal dari asteonosfer akan bersifat lebih basa daripada magma hasil dari pergesekan antara dua lempeng. Ini dipengaruhi oleh komposisi dari masing-masing lempeng yang bergesekan.
Diabas, juga disebut Dolerite, halus sampai menengah-halus, abu-abu sampai hitam gelap batuan beku intrusif. Hal ini sangat keras dan sulit dan umumnya digali untuk batu hancur , di bawah nama trap. Perangkap. Meskipun tidak populer, itu membuat batu monumental yang sangat baik dan merupakan salah satu batuan berwarna gelap komersial dikenal sebagai black granite . hitam granit. Diabas tersebar luas dan terjadi pada tanggul (tabel tubuh dimasukkan ke dalam celah), kusen (badan tabel disisipkan sementara cair antara batuan lain), dan lainnya relatif kecil, tubuh dangkal.
            Kimia dan mineralogically, diabas mirip dengan batuan vulkanik basal, tetapi agak kasar dan mengandung kaca. Dengan peningkatan ukuran butir, diabas bisa lewat ke gabro. Sekitar sepertiga sampai dua pertiga dari batu kalsium felspar plagioklas kaya, sisanya sebagian besar piroksen atau hornblende. Dalam diabas, kristal piroksen buruk terbentuk membungkus atau cetakan terhadap panjang, kristal plagioklas persegi panjang untuk memberikan tekstur karakteristik yang dikenal sebagai diabasic or ophitic. diabasic atau ophitic. Biji-bijian piroksen besar benar-benar dapat melampirkan plagioklas, tetapi sebagai kuantitas meningkat terakhir, piroksen tampil lebih interstisial. Konsentrasi tersebut biasanya diyakini telah dikembangkan oleh pengendapan kristal yang terbentuk di awal diabas cair.
Diabas mungkin menunjukkan berbagai tingkat perubahan: plagioklas diubah menjadi sassurite; piroksen hornblende untuk, actinolite, atau klorit, dan olivin dan magnetit untuk serpentin.
            Dalam penggunaan Inggris, batuan diubah seperti ini disebut diabas. Beberapa massa diabas telah dibagi oleh fraktur sistematis menjadi blok-blok empat persegi panjang. Perubahan berikutnya dan pelapukan di sepanjang patah tulang ini telah hancur dan dibulatkan sudut dan tepi blok ( bulat pelapukan ), meninggalkan teratur spasi, massa spherelike menyelimuti diabas segar dengan cangkang yang lebih progresif diubah dan hancur materi.
            Diabas, dalam petrologi , merupakan bentuk perubahan dari dolerite . Ini sudah lama diterima secara luas bahwa pra- Tersier batuan dari kelompok ini berbeda dari wakil-wakil mereka Tersier dan terbaru dalam hal esensial tertentu, tapi  harus bisa dipertahankan, dan perbedaan diketahui hanya hasil paparan lama untuk dekomposisi, tekanan dan geser, yang telah mengalami batuan yang lebih tua.
            Mineral dari diabas adalah sama dengan dolerite, yaitu. olivine, augite, dan plagioclase felspar. Untuk hampir setiap variasi komposisi dan struktur yang disajikan oleh diabases, mitra dapat ditemukan di antara dolerites Tersier. Dalam batuan yang lebih tua, bagaimanapun, mineral tertentu lebih umum daripada di baru. Hornblende, sebagian besar warna hijau pucat dan kebiasaan agak berserat, sangat sering terjadi di diabas, melainkan dalam banyak kasus sekunder setelah piroksen , dan kemudian dikenal sebagai uralite, sering membentuk pseudomorphs yang mempertahankan bentuk augite asli. Dimana diabases telah dihancurkan, hornblende mudah berkembang dengan mengorbankan piroksen, kadang-kadang menggantikan sepenuhnya. Pada tahap selanjutnya dari perubahan yang amphibole menjadi kompak dan mengkristal; batuan terdiri dari hornblende felspar plagioklas hijau dan, dan kemudian umumnya dikenal sebagai epidiorites atau amphibolites
            Pada saat yang sama struktur schistose diproduksi. Tetapi bentuk-bentuk transisi yang sangat umum, memiliki lebih atau kurang dari augite tersisa, dikelilingi oleh hornblende baru terbentuk yang pada awalnya agak berserat dan cenderung menyebar keluar melalui felspar sekitarnya. Klorit juga berlimpah baik di diabases dicukur dan unsheared, dan dengan itu kalsit dapat membuat penampilan, atau kapur dibebaskan dari augite dapat menggabungkan dengan titanium dari besi oksida dan dengan silika membentuk incrustations atau perbatasan sphene sekitar aslinya kristal ilmenit .
            Epidot mineral lain kapur-bantalan sekunder yang dihasilkan dari dekomposisi dari felspars soda kapur dan pyroxenes. Banyak diabases, terutama yang dari teschenite sub-kelompok, yang diisi dengan zeolit. Diabases yang sangat berlimpah di antara bebatuan yang lebih tua dari semua bagian dunia.. Mereka membentuk batu roadmending yang sangat baik dan banyak digali untuk tujuan ini, yang tangguh, tahan lama dan tahan aus, sehingga selama mereka tidak sangat membusuk. Banyak dari mereka yang lebih disukai dengan dolerites segar sebagai kurang rapuh.


2.      MINERAL PIROPILIT

Secara kasat mata :
-          Kilapan : sedikit ada kilapan-kilapan kecil berwarna putih
-          Warna : putih kapur
-          Struktur : berbutir halus dan berpasir
-          Tekstur : kasar
Dilihat dengan microskop :
-          Kilapan : terlihat tidak mengkilat
-          Warna : putih, coklat dan hitam
-          Struktur : berbutir halus, berpasir, berlapis, berkapur
-          Tekstur : kasar





Gambar mineral piropilit
Piropilit adalah paduan dari alumunium silikat, yang mempunyai rumus kimia Al2O3.4SiO2H2O. Mineral yang termasuk piropilit adalah kianit, andalusit, dan diaspor. Bentuk kristal piropilit adalah monoklin serta mempunyai sifat fisik dan kimia yang mirip dengan talk. Piropilit terbentuk umumnya berkaitan dengan formasi andesit tua yang memiliki kontrol struktur dan intensitas ubahan hidrotermal yang kuat. Piropilit terbentuk pada zone ubahan argilik lanjut (hipogen), seperti kaolin, namun terbentuk pada temperatur tinggi dan pH asam. Kegunaan piropilit adalah untuk pakan ternak, industri kertas sebagai pengganti talk, dan lain-lain . Piropilit terdapat di beberapa tempat yang diakibatkan munculnya formasi andesit tua, seperti di Pulau Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Pulau Sulawesi.
Kegunaan bahan Pyrophyllite:
1.      Mewujudkan beton ramah lingkungan (green concrete). Hal ini disebabkan karena mengurangi penglepasan CO2 ke udara sebagai salah satu penyebab rusaknya lapisan ozon.
2.      Meningkatkan kekuatan tekan beton. Setelah dilakukan metode pengujian tekan terhadap benda uji laboratorium dan analisis data dengan uji anova serta regresi sehingga dapat diketahui hubungan antara penambahan pyrophyllite dan kekuatan beton yang dihasilkan mencapai hingga 42 persen.
3.      Penghematan Semen. Dengan meningkatnya kuat tekan beton terlihat pada indikasi penghematan penggunaan semen.
4.       Menurunkan biaya produksi beton. Penggunaan pyrophyllite bisa menurunkan fc` target yang bisa berdampak pada pengurangan penggunaan semen bahkan menurunkan biaya produksi beton dan mengurangi emisi gas CO2.
5.       sebagai bahan baku industri keramik dan porselin.


             




BAB III. KESIMPULAN

            Dari uraian di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa batu diabas termasuk kedalam kelompok batuan beku. Warna, kilapan, tekstur batuan itu sendiri jika di lihat secara kasat mata tentu akan terlihat berbeda jika dilihat dengan menggunakan microscop. Karena dengan menggunakan microskop dapat dilihat bagian-bagian dari batu tersebut yang tidak terlihat dengan kasat mata. Mineral piropilit juga dapat dilihat dengan microscop atau juga dengan kasat mata. Diabas, juga disebut Dolerite, halus sampai menengah-halus, abu-abu sampai hitam gelap batuan beku intrusif. Diabas tersebar luas dan terjadi pada tanggul (tabel tubuh dimasukkan ke dalam celah), kusen (badan tabel disisipkan sementara cair antara batuan lain), dan lainnya relatif kecil, tubuh dangkal. Diabas, dalam petrologi , merupakan bentuk perubahan dari dolerite. Mineral dari diabas adalah sama dengan dolerite, yaitu. olivine, augite, dan plagioclase felspar. . Piropilit terbentuk umumnya berkaitan dengan formasi andesit tua yang memiliki kontrol struktur dan intensitas ubahan hidrotermal yang kuat. Piropilit terbentuk pada zone ubahan argilik lanjut (hipogen), seperti kaolin, namun terbentuk pada temperatur tinggi dan pH asam. Kegunaan piropilit adalah untuk pakan ternak, industri kertas sebagai pengganti talk, dan lain-lain .



Daftar Pustaka

http://www.MINERAL DAN BATUAN. Blog.html
http://www.Pyrophyllite Suppor Material Winner and Architecture Life.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar